Contents
Sejarah Hidroponik
Sejarah Sistem Hidroponik Sebetulnya bukan sistem yang baru. Beberapa literatur telah mencatat sejarah pertanian, khususnya metode pertanian yang hanya menggunakan air.
Menanam menggunakan media air atau sistem hidroponik, telah dikenal sejak sangat lama, yaitu ketika Taman Babilonia ada.
Selain itu disebutkan juga jika manusia purba telah melakukan pencampuran nutrisi pada air untuk kemudian diberikan kepada tanaman dan budidaya tumbuhan mereka, khususnya semangka, kala itu.
Pada tahun 1936, istilah hidroponik lahir. Istilah ini diberikan untuk hasil yang ditemukan oleh Agronomis asal Universitas California, USA, Dr. WF. Gericke.
Sejak saat itu, hidroponik tidak lagi hanya dikenal dalam skala laboratorium, tetapi dengan teknik yang sederhana dapat dikerjakan oleh siapa saja, termasuk ibu rumah tangga.
Sejarah lain menyebutkan pengaplikasian hidroponik. Jepang pasca terkena serangan dan kalah dari sekutu tanahnya tanus akibat bom atom.
Sehingga pada tahun 1950 sistem hidroponik diajarkan dan diterapkan secara masif. Kemudian diikuti oleh negara seperti Iran, Bahrain dan Irak.
Keterbatasan lahan menjadi salah satu sebab paling kuat penggunaan sistem hidroponik.
Penanaman tumbuhan melalui sistem hidroponik dirasa cukup efektif, mudah dan efisien. Hal ini memungkinkan siapapun bisa menjadi petani tumbuhan hidroponik.
sumber: jojonomic.com
Dari itulah hidroponik lahir dan seperti yang kita lihat sekarang hidroponik sudah berkembang pesat.
Macam-macam sistem hidroponik
1. Sistem Wick
Sistem Wick adalah sistem hidroponik paling sederhana. Pada prinsipnya, sistem sumbu ini hanya membutuhkan sumbu yang dapat menghubungkan antara larutan nutrisi pada bak penampung dengan media tanam Air dan nutrisi akan dapat mencapai akar tanaman dengan memanfaatkan daya kapilaritas pada sumbu.
2. Sistem Deep Water Culture
Sistem Deep Water Culture adalah salah satu dari jenis teknik hidroponik yang juga sederhana. Cara kerjanya adalah dengan menggantung tanaman pada baki / wadah sehingga akar tanaman tersebut terendam dalam air yang telah dicampur larutan nutrisi dan diberi oksigen.
3. Sistem Aeroponik
Sistem Aeroponik adalah sistem bercocok tanam di udara tanpa menggunakan tanah. Jadi, akar tanaman dibiarkan tumbuh menggantung tanpa media tanah, pada tempat yang telah dijaga kelembapannya.
4. Sistem Drip
Sistem Drip adalah metode irigasi yang menghemat air dan pupuk dengan membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik melalui permukaan tanah atau langsung ke akar, melalui jaringan katup, pipa dan emitor.
5. Sistem Flow
Hidroponik flow atau flood and drain adalah salah satu sistem hidroponik yang memanfaatkan prinsip pasang surut pada teknik irigasinya. … Sistem ini termasuk sistem yang menggunakan sirkulasi. Artinya air dan nutrisi yang diberikan ke tanaman digunakan secara berulang.
6. Sistem Nutrient Film Technique
Sistem Nutrient Film Technique atau lebih dikenal dengan nama NFT merupakan system hidroponik dengan pengerjaan atau pengelolahan air yang digunakan sebagai media tanam dan juga sebagai tempat akar tanaman menyerap unsur hara yang diperlukan.
7. Sistem Bubbleponic
Sistem Bubbleponic merupakan suatu sistem hidroponik yang pada saat masuk awal pertumbuhan akar, larutan nutrisinya dipompakan dengan menggunakan pembentuk gelembung, gunanya untuk memperbanyak kandungan oksigen didalam larutan yang akan diserap oleh akar tanaman.
8. Sistem Fertigasi
Sistem Fertigasi ialah salah satu dari metode hidroponik. Fertigasi adalah teknik aplikasi unsur hara melalui sistem irigasi. Sesuai dengan pengertian fertigasi sendiri yang merupakan singkatan dari fertilisasi (pemupukan) dan irigasi.
Adapun pelatihan bagi anda di mana saja yang inin ikut pelatihan hidroponik bisa ikut bergabung dalam gerakan ketahanan pangan nasional.
Itulah beberapa macam sistem hidroponik,semoga Bermanfaat.