Bayam merah (Celosia argentea) merupakan tumbuhan dari keluarga Amaranthaca. Dalam bahasa Jawatanaman ini dinamai bayem abrit, bayam lenang atau bayam sekul. Tetapi, sedikit sekali masyarakat mengenal bayam ini. Ketidak populeran bayam merah ini akibat budidaya maupun pemasarannya juga belum masif. Tanaman bayam merah bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit, salah satunya penyakit anemia. Bayam terkenal dengan sayuran yang mengandung zat besi, vitamin A, vitamin C dan kalsium (Smith, 2002). Bayam juga mengandung karotenoid dan flavonoid yang merupakan zat aktif dengan khasiat antioksidan. Jenis karotenoid utama dalam bayam adalah beta karoten, sedangkan zat aktif lainnya adalah klorofil. Jenis flavonoid yang terkandung di dalam bayam adalah lutein dan kuersetin (Purnawijayanti 2009). Kandungan zat besi yang terkandung dalam tanaman ini adalah 7 mg/100 g. Kandungan ini sangat banyak dibandingkan dengan sayuran lainnya. Hal ini dapat menyebabkan tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk mencegah anemia defisiensi zat besi. Tetapi dibutuhkan suatu alternatif dalam pengolahan bayam merah agar masyarakat bisa mengkonsumsinya, salah satunya adalah mie kering. Pada penelitian Suwita et.al. (), menunjukkan bahwa penambahan tanaman ini pada pengolahan mie kering dapat meningkatkan kadar zat besi dan kadar serat pada mie kering, selain itu juga dapat meningkatkan kadar air, mutu fisik dan dapat memperindah tekstur dari mie kering. Dengan adanya penambahan bayam pada mie kering dapat meningkatkan kadar zat besi serta serat, sehingga mie kering layak untuk dikonsumsi.
Sumber:
Suwita, K.I., Maryam R., dan Rizqa A. P., 2012., Pemanfaatan Bayam Merah (Blitium Rubrum) untuk Menigkatkan Kadar Zat Besi dan Serat pada Mie Kering. http://doi.org/10.35891/age.v3i1.745. Malang.
baca juga: https://greenvest.co.id/2020/07/14/pelatihan-hidroponik-online/
baca juga : pelatihan hidroponik