GREENVEST – Plagiarisme dalam Penerbitan Karya Ilmiah banyak yang harus Anda ketahui. Begitu pula dengan tips untuk menghindarinya.
Plagiarisme dalam karya ilmiah adalah masalah umum yang paling sering kita temui dalam dunia penerbitan karya ilmiah.
Plagiarisme yang tinggi mau tidak mau menjadi masalah yang paling sering terjadi oleh para peneliti dalam menerbitkan jurnal atau kaya ilmiah mereka.
Dalam penerbitan jurnal, karya ilmiah yang memiliki plagiarisme yang tinggi tidak akan lolos terbit.
Oleh karena itu, peneliti harus meminimalisir tingkat plagiasinya serendah mungkin agar dapat terbit.
Contents
Berikut ini, Greenvest sajikan jenis-jenis plagiarisme yang paling umum dan tips untuk menghindarinya.
1. Plagiarisme sengaja
Penulis tidak memberikan penghargaan atas pekerjaan peneliti sebelumnya, melainkan menyajikan karya sebelumnya sebagai idenya sendiri.
Penulis tidak menyebutkan teknik untuk melakukan penelitian kepada orang-orang yang mengembangkannya. Pendapat dan ide orang lain tercatut sebagai ide penulis.
Seringkali, manajemen waktu yang buruk atau kendala waktu mendorong peneliti untuk menjiplak banyak materi dari penulis lain, alih-alih menghabiskan waktu untuk penelitian latar belakang dan tulisan asli.
2. Plagiarisme yang tidak disadari
Kesalahan ceroboh saat menuliskan referensi. Peneliti tidak merasa perlu untuk mengakui penulis asli dari fakta terkenal, dengan menganggapnya sebagai “pengetahuan ilmiah umum” (misalnya, pemanasan global menyebabkan perubahan iklim).
Adanya perbedaan budaya, misalnya peneliti yunior dari budaya tertentu mungkin merasa tidak tepat mengubah kata-kata oleh peneliti senior yang memiliki otoritas di bidang tersebut.
Ada masalah bahasa: penutur bahasa Inggris bukan penutur asli mungkin tidak yakin dengan kemampuan mereka untuk memparafrasekan kata-kata penulis lain sambil tetap mempertahankan arti yang benar.
Artikel yang terparafrase adalah deskripsi yang sangat teknis, yang menurut peneliti tidak mampu menulis dengan kata-katanya sendiri. Ini terutama berlaku untuk pelajar atau peneliti yang tidak berpengalaman.
3. Plagiarisme diri
Seseorang telah menerbitkan beberapa artikel sebelumnya dan kemudian menggabungkannya menjadi satu artikel yang lebih besar atau bahkan sebuah buku tanpa mengakui artikel sebelumnya.
Penulis membuat publikasi ilmiah dalam upaya untuk mempublikasikan aspek yang berbeda dari studi yang sama sebagai makalah yang berbeda, bahkan jika studi tersebut akan lebih baik sebagai satu makalah besar.
Baca Juga: Kenali Daftar Indexing Jurnal Berkualitas
Bagaimana plagiarisme terdeteksi
Cara termudah untuk mengidentifikasi plagiarisme adalah ketika pengulas atau editor jurnal menemukan bahwa naskah yang terkirim berisi bagian besar yang mengutip kata demi kata, atau dengan sedikit modifikasi, dari karya yang terbit sebelumnya. Kecurigaan peninjau muncul jika reviewer sudah familiar dengan karya yang telah terkutip.
Selain itu, kini banyak jurnal yang menggunakan perangkat lunak pendeteksi plagiarisme. Misalnya, lebih dari 250 penerbit menggunakan Crosscheck (terdukung oleh perangkat lunak Ithenticate, termasuk penerbit besar seperti Nature Publishing Group, Elsevier, dan Wiley-Blackwell. Artikel secara otomatis tertolak oleh jurnal jika Crosscheck memberikan hasil positif untuk plagiarisme.
Baca Juga: Cara Publikasi Jurnal Internasional
Tips untuk menghindari plagiarisme yang tidak sengaja
Dalam penulisan akademis, penting untuk tahu bahwa semua referensi pekerjaan sebelumnya harus melalui kutipan yang benar. Semua sumber yang menjadi rujukan untuk teknik dan latar belakang studi harus secara komprehensif dan benar.
Jika Anda merasa tidak dapat memparafrasekan karya penulis lain secara memadai, Anda boleh untuk mengutip karya penulis tersebut secara verbatim. Namun, Anda harus menyertakan kalimat ini dalam tanda petik.
Tanda kutip tidak perlu saat Anda memparafrasekan atau meringkas penulis lain, tetapi Anda harus memastikan bahwa Anda benar-benar telah menulis ulang paragraf dengan kata-kata Anda sendiri sambil tetap mempertahankan arti aslinya. Hanya mengubah beberapa kata dari paragraf asli masih termasuk plagiarisme.
Saat membuat catatan, tulislah materi dari pelajaran lain dengan kata-kata Anda sendiri. Pastikan Anda menambahkan tanda kutip ke teks apa pun yang telah Anda salin dari sumbernya, sehingga Anda dapat mengidentifikasi materi apa pun yang telah Anda salin secara langsung saat merujuk ke catatan Anda nanti.
Meskipun Anda tidak yakin dapat memparafrasekan kata-kata penulis lain secara memadai, cobalah yang terbaik. Minta rekan penulis atau kolega untuk membantu Anda, atau gunakan layanan pengeditan profesional untuk menyempurnakan bahasanya.
Bahkan ketika mengasumsikan bahwa fakta atau teknik yang Anda maksud adalah “pengetahuan ilmiah umum”, selalu lebih baik untuk memberikan referensi kepada penulis aslinya. Beberapa pembaca jurnal berbasis luas mungkin bukan ahli di bidang subjek Anda dan akan menyambut baik informasi tersebut.
Ingin membaca artikel lainnya seputar jurnal? Klik tautan ini
Ingin berkonsultasi tentang jurnal dan publikasi ilmiah? Klik tautan ini
Ingin mengikuti pelatihan hidroponik online sampai bisa? Klik tautan ini
Greenvest juga melayani jasa pelatihan hidroponik online, info lebih lanjut klik tautan ini
***